
Salah satu cara pengolahan limbah detergen dan air sabun yang di terapkan di perusahaan produsen detergen adalah dengan pembuatan bak penampungan air limbah sisa detergen,dengan pompa celup yang terendam air untuk menghindari terbentuknya gelembung atau buih detergen.Pompa celup ini berfungsi sebagai sirkulasi limbah.Selanjtnya di luar bak penampungan di buat bak kecil dan pompa dosing yang berisi larutan yang anti detergen,misalnya jika detergen yang terbuang banyak mengandung detergen anionik,maka untuk menetralisir di berikan larutan detergen kationik sebagai anti detergenya,demikian pula sebaliknya.
Kemudian larutan anti detergen ini di masukan kedalam bak penampungan dan di lakukan proses penetralan.Pada proses ini perlu di tentukan kadar detergen di dalam bak penampungan dengan analisis detergen system MBAS(Metilen Blue Active Survactan)atau dengan system Titrasi Yamin yang secara khusus untuk mengetahui kadar detergen.Misalnya kadar detergen 50 ppm dapat di lakukan uji coba dengan pemberian larutan anti detergen sebanyak 5ml/menit dengan pompa dosing sampai kadar detergen 0 ppm.

Bagi pengusaha binatu atau laundry juga dapat menggunakan system
penyaring air ini dengan melakukan upaya pemilihan detergen yang
kandungan fosfatnya rendah karena dapat menyebabkan pencemaran air di
sekitarnya.Serta dapat melakukan pengelolaan limbah detergen secara
sederhana dengan pembuatan bak penampungan khusus atau dengan penambahan
karbon aktif jenis PROFEX yang di pakai oleh filter air Hydro.